Setelah berjalannya Program Peduli Kaum Dhuafa dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kini Pemerintah Kota Palu kembali menerjemahkan program tersebut dengan nama Program Anantovea. Program itu telah dilaunching pada 30 Januari 2011 silam oleh Walikota, Rusdy Mastura. Program ini kemudian dibuatkan yayasan yang diberi nama Yayasan Anantovea.
Saturday, February 11, 2012
Penduduk Miskin di Sulteng Menurun
Kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tengah pada Agustus 2011 menunjukkan adanya sedikit perbaikan jika dibandingkan dengan kondisi pada Februari 2011, yang digambarkan dengan adanya peningkatan kelompok penduduk yang bekerja dan penurunan tingkat pengangguran.
javascript:void(0)
Laporan Bank Indonesia dalam Kajian Ekonomi Regional menyebutkan, jumlah angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Agustus 2011 tercatat sebanyak 1.313.680 orang, sementara angkatan kerja yang bekerja tercatat 1.260.999 orang dengan tingkat pengangguran yang turun sebesar 6,31% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, terkait tingkat kemiskinan di Sulteng, Kepala Badan Pusat Statistik setempat, Ibram Syahboeddin melaporkan, selama lima tahun terakhir (2007–2011) jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah terus mengalami penurunan secara signifikan.
Dia menyebutkan, jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebanyak 557,40 ribu jiwa (22,42%), tahun 2008 sebanyak 524,70 ribu jiwa (20,75%), tahun 2009 sebanyak 489,84 ribu jiwa (18,98%), tahun 2010 sebanyak 474,99 ribu jiwa (18,07%).
“Hingga September 2011 penduduk miskin di Sulteng sekitar 432,07 ribu jiwa atau 16,04 persen. Ini berarti tingkat kemiskinan naik sebanyak 8,44 ribu jiwa atau naik 0,21% point,“ katanya.
Ibram menjelaskan, sekalipun di bulan September 2011 terjadi kenaikan sebesar 8,44 ribu jiwa penduduk miskin, namun secara umum jumlah penduduk miskin mengalami penurunan.
Kenaikan angka pada bulan september itu dikarenakan di saat naiknya harga-harga akibat pengaruh banyaknya hari-hari besar yang mengakibatkan daya beli masyarakat melemah. Ia mengatakan jika dilihat tingkat akselerasi terjadi pertambahan penduduk miskin di Sulteng pada tahun 2011 periode Maret hingga September sebesar 1,99%.
Selama tahun 2011 pada periode Maret - September, penduduk miskin di daerah perdesaan dan perkotaan bertambah masing-masing sekitar 4,4 ribu jiwa dan 4,0 ribu jiwa. Tahun 2011, periode Maret hingga September garis kemiskinan naik sebesar 5,13 %, yaitu dari Rp.235.512, per kapita per bulan pada bulan Maret menjadi Rp. 247,584 per kapita per bulan pada September 2011. Sementara indeks kedalaman kemiskinan menunjukkan peningkatan dari 2,76 menjadi 2,87.
“Hal ini mengindikasikan rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan mengarah semakin melebar artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan atau ke arah yang sedikit buruk,“urainya.
Sedangkan pada indeks keparahan kemiskinan menunjukkan kecenderungan meningkat dari 0,75 periode Maret 2010 menjadi 0,78, kondisi tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk semakin melebar. ***
javascript:void(0)
Laporan Bank Indonesia dalam Kajian Ekonomi Regional menyebutkan, jumlah angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Agustus 2011 tercatat sebanyak 1.313.680 orang, sementara angkatan kerja yang bekerja tercatat 1.260.999 orang dengan tingkat pengangguran yang turun sebesar 6,31% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, terkait tingkat kemiskinan di Sulteng, Kepala Badan Pusat Statistik setempat, Ibram Syahboeddin melaporkan, selama lima tahun terakhir (2007–2011) jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah terus mengalami penurunan secara signifikan.
Dia menyebutkan, jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 sebanyak 557,40 ribu jiwa (22,42%), tahun 2008 sebanyak 524,70 ribu jiwa (20,75%), tahun 2009 sebanyak 489,84 ribu jiwa (18,98%), tahun 2010 sebanyak 474,99 ribu jiwa (18,07%).
“Hingga September 2011 penduduk miskin di Sulteng sekitar 432,07 ribu jiwa atau 16,04 persen. Ini berarti tingkat kemiskinan naik sebanyak 8,44 ribu jiwa atau naik 0,21% point,“ katanya.
Ibram menjelaskan, sekalipun di bulan September 2011 terjadi kenaikan sebesar 8,44 ribu jiwa penduduk miskin, namun secara umum jumlah penduduk miskin mengalami penurunan.
Kenaikan angka pada bulan september itu dikarenakan di saat naiknya harga-harga akibat pengaruh banyaknya hari-hari besar yang mengakibatkan daya beli masyarakat melemah. Ia mengatakan jika dilihat tingkat akselerasi terjadi pertambahan penduduk miskin di Sulteng pada tahun 2011 periode Maret hingga September sebesar 1,99%.
Selama tahun 2011 pada periode Maret - September, penduduk miskin di daerah perdesaan dan perkotaan bertambah masing-masing sekitar 4,4 ribu jiwa dan 4,0 ribu jiwa. Tahun 2011, periode Maret hingga September garis kemiskinan naik sebesar 5,13 %, yaitu dari Rp.235.512, per kapita per bulan pada bulan Maret menjadi Rp. 247,584 per kapita per bulan pada September 2011. Sementara indeks kedalaman kemiskinan menunjukkan peningkatan dari 2,76 menjadi 2,87.
“Hal ini mengindikasikan rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan mengarah semakin melebar artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan atau ke arah yang sedikit buruk,“urainya.
Sedangkan pada indeks keparahan kemiskinan menunjukkan kecenderungan meningkat dari 0,75 periode Maret 2010 menjadi 0,78, kondisi tersebut menunjukkan ketimpangan pengeluaran penduduk semakin melebar. ***
Subscribe to:
Posts (Atom)