PALU - Pemuda telah melupakan makna sumpah pemuda yang sebenarnya. Sumpah pemuda mestinya diartikan untuk melawan kolonialisme, tapi nyatanya, pemuda Indonesia saat ini tak lagi peka terhadap kepailitan bangsa. Demikian Rio Ismail mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Pusat, Senin (27/10).
Menurut Rio, harusnya, komponen pemuda dapat bersatu dalam penggalangan masyarakat untuk maju bersama melawan kolonialisme, sebab di negara ini tak lagi ada kelompok yang gencar melakukan pergerakan itu. Lemahnya perjuangan yang dilakukan oleh komponen anak muda saat ini, disebabkan kurangnya komunikasi antar pemuda dengan masyarakat.
“Secara ekonomi kita bisa katakan bahwa negara ini tak lagi memiliki kewenangan penuh dalam kebijakan ekonominya, sebab hingga saat ini, 90 persen kekayaan alam Indonesia telah dikuasai negara asing. Kemandirian negara ini telah habis, terkikis oleh perbedaan paham antara pemimpin nasioanal dan tokoh pemudanya,” Ujar Rio.
Menurut dia, semua organisasi kepemudaan (OKP) di Indonesia utamanya di daerah ini, (Sulawesi Tengah, red) mengkaji kembali makna gerakannya. Selama ini katanya kiprah pemuda sudah terlalu melenceng dari cita-cita pendiri sumpah pemuda.
“Kalau perlu untuk kelompok Cipayung rembukan kembali untuk melahirkan gerakan pemuda yang lebih berpihak pada rakyat, kuncinya meniadakan wadah berhimpun bagi OKP dan membentuk lembaga perjuangan yang lain,” katanya.
Sementara itu salah satu aktivis Solidaritas Perempuan (SP) Palu. Rosniati tak membantah kalau saat ini ada kecenderungan kuat pemuda lebih bangga memiliki produk asing dari pada produk dalam negeri. ”Makna kebangsaan, kebernegaraan telah luntur tanpa kendali,”tegas Rosniati.
Menurutnya, anak zaman sekarang tak lagi memiliki semangat nasionalis, mereka jarang mau terjun ke masyarakat untuk membantu waga mendapatkan hak, atas tanahnya, hak akan pendidikan dan hak atas kehidupan yang layak. Pemuda lebih dominan diskusi akan hal-hal yang tak pasti misalnya, kata dia, KNPI saat ini tak bisa berbuat apa-apa, mereka tak mau turun dan melakukan terobosan yang baik untuk kepentingan banyak orang. Dia menyarankan KNPI dibubarkan saja karena organisasi ini telah menjadi beban banyak orang.
“Baiknya re-definisi dan re-design kembali visi dan tujuan pemuda seperti awal pembentukannya,”katanya.
Ketua Gerakan Anti narkoba (Granat) Sulawesi Tengah. Hardi D Yambas menyebutkan bahwa memang gerakan pemuda yang dimotori KNPI telah bergeser dari perannya sebagai katalisator organisasi kepemudaan. Saat ini KNPI tak ubahnya hanya sebagai penumpang kendaraan yang dijalankan pemerintah. Dia mengatakan, Sumpah Pemuda yang bermakna melawan kolonialisme sudah sangat jauh dari angan-angan kelompok muda saat ini.
Independensi pemuda menjadi barang yang sudah langka. Ini bisa dilihat secara jelas terjadinya dualisme kepemimpinan KNPI pusat yang terjadi sekarang. “Kondisi tersebut tak bisa dipungkiri bahwa pemuda terlalu muda diboncengi oleh kelompok tertentu. Independensi mereka telah musnah, oleh kepentingan sesaat,” tegasnya.***
No comments:
Post a Comment