Pilot Paralayang asal Negeri Kanguru Australia, Tom Berryman mengatakan, meskipun pemerintah di negaranya memberikan travel warning untuk berkunjung ke Indonesia, tapi ia mengaku tidak pernah takut mengunjungi Kota Palu, Sulawesi Tengah.
“Sangat aman di Indonesia dan di Palu, saya enjoy saja, tidak ada masalah. Palu is very-very save. Seharusnya, pemerintah saya tidak perlu mengeluarkan travel warning,” kata Tom Berryman kepada The Jakarta Post, Rabu (12/11) pagi.
Menurut Tom Berryman, selama berada di Kota Palu, ia tak hanya sekadar menikmati keindahan daerah ini. Ia juga mengaku sangat sangat nyaman dan jauh lebih aman daripada pandangan publik di negaranya.
“Di negara saya tahu bahwa Palu merupakan salah satu daerah konflik. Tapi ternyata di sini bagus. Orangnya ramah-ramah. Saya pernah ke warnet hingga larut malam, tapi tidak ada apa-apa. Tidak ada yang menggangu saya,” jelasnya.
Tom Berryman, yang seorang ahli akupuntur sekaligus counselor psychologies ini, mengaku mencintai olahraga dirgantara sejak lima tahun silam. Ia juga mengaku sudah beberapa kali menjuarai paralayang di beberapa negara.
Ia juga mengaku telah melakukan gliding di beberapa negara, di antaranya India, Hongkong, Nepal, Afrika Selatan, Eropa. Sedangkan di Indonesia, semua daerah yang memiliki launching untuk paralayang telah ia datangi.
Porame Mountain Number One in The World
Dari sekian daerah dan negara yang telah ia datangi, menurut Tom Berryman, pegunungan Matantimali dan Porame di Kabupaten Donggala, Sulawesi dengan kondisi alamnya, memenuhi syarat menjadi lokasi pelaksanaan event-event nasional, bahkan internasional. Pegunungan Porame memiliki kontur bumi dan weather (cuaca), serta kelebihan alamnya yang tidak ia jumpai di tempat lain.
“Porame and Matantimali Mountains is very good, number one in the word,” katanya sambil mengacungkan jempol kanannya.
Ia berharap agar Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah tidak menyia-nyiakan potensi alam yang luar biasa ini. Beberapa fasilitas harus ditingkatkan seperti jalan, sarana mandi cuci kakus (MCK), serta kebersihannya yang harus dijaga.
Jika hendak dikembangkan jadi fasilitas internasional, harus disiapkan klinik, serta helikopter yang bisa disiasati dengan melakukan kerjasama, antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dengan daerah lainnya di Indonesia.
Karena keindahan Kota Palu dan alamanya itulah, Tom Berryman yang telah berada di Kota Palu sejak tanggal 1 November lalu itu, mengaku belum akan pulang ke negaranya. Bahkan ia belum tahu kapan akan kembali. “Saya belum punya rencana kembali ke Australia. Saya masih betah tinggal di Palu. Alamnya indah di sini,” ujarnya.
Tom Berryman yang mengaku sudah mengantongi 5000 jam terbang, dengan jelajah terbang tertinggi mencapai 3000 kaki, dan jarak tempuh terjauh hingga 48 kilometer. Ia berjanji setelah kembali ke clubnya nanti. Ia juga akan menceritakan potensi alam Sulteng ini.
“Nanti akan saya sampaikan, saya juga akan sampaikan kepada teman-teman paraglider di negara lain. Saya juga akan menulis artikel tentang pengalaman saya selama di sini,” katanya sambil menegaskan, seharusnya pemerintahnya tidak usah mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk datang ke Indonesia.***
No comments:
Post a Comment