Ruslan Sangadji
Derita Mohammad Adnan sungguh tak terkira. Bayi berusia setahun di Desa Olaya, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah ini menderita hydrocephalus. pembengkakan di bagian kepala karena penimbunan cairan. Orang tuanya, Abdul Wahid dan Hasnur tak mampu membawanya berobat karena tak punya uang.
Semua orang yang memandangnya terasa mampu merasakan penderitaan bocah malang ini. Sehari-hari, ia hanya bisa tergolek lemah di pangkuan ibunya. Ia tak bisa bermain, berlari seperti teman-teman kecilnya yang lain. Kepalanya yang terus membesar, tak mampu disanggah oleh dua kakinya yang mungil. Jadilah ia terus berbaring.
Namun apa yang hendak dikata, Abdul Wahid dan Masnur mampu berbuat apa-apa. Mereka tak tahu hendak dari mana biaya jutaan rupiah diperolehnya untuk bisa menyembuhkan Adnan.
Abdul Wahid, hanyalah seorang tukang ojek. Sementara ibunya, seperti kebanyakan ibu rumah tangga lain lebih banyak berada di rumah.
Mereka bukan tak pernah berusaha. Pekan lalu, mereka sudah membawa Adnan ke Rumah Sakit Umum Daerah Parigi Moutong. Namun, pihak rumah sakit menyatakan tidak mampu merawat atau menyembuhkan Adnan. Ia harus dibawa ke rumah sakit provinsi atau rumah sakit di Makassar, Sulawesi Selatang. Tentu saja hal tambah membuat orang tua bayi malang ini pusing.
“Adnan baru satu kali dibawa ke rumah sakit, sebelumnya belum pernah. Kami sudah mengurus kartu miskin, tapi kami belum yakin apa Adnan bisa dibawa berobat ke rumah sakit. Rumah sakit kan sekarang mahal-mahal,” ungkap Masnur, memelas.
Jika tak ada dermawan yang bisa membantu bayi malan ini, bisa jadi penderitaannya masih akan berlangsung lama.
Dari kesaksian Marwan P Angku dan Irnawati M Basri, orang tua yang anaknya pernah menderita Hydrocephalus biaya operasinya tak kurang dari Rp 10 juta. Itu karena mereka harus selalu mengecek kesehatan bayinya setelah operasi.
“Kami harus bolak-balik Makassar-Palu. Setelah dioperasi di bagian kepala untuk mengeluarkan kelebihan cairannya dan harus dipasangi selang, ia masih harus selalu dicek kesehatannya. Sampai kemudian ia meninggal,” tutur Marwan pada detikcom, Minggu (12/3/2006).
Adakah Anda yang ingin menjadi malaikat penolong Adnan? Anda dinantikan orang tua Adnan di Desa Olaya, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.***
No comments:
Post a Comment