Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat bakal menjadi surga baru di belahan Bumi Sulawesi. Paling tidak, itulah sebutan yang tepat bagi kabupaten yang baru berusia lebih empat tahun ini.
Kabupaten ini sebelumnya, adalah bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Tapi berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003, kabupaten ini kemudian berdiri sendiri di bawah Provinsi Sulawesi Barat.
Bupati Mamuju Utara, Abdullah Rasyid, akhir pekan lalu, menjelaskan, kabupaten yang berpenduduk sekitar 102.322 jiwa ini memiliki sejumlah potensi yang sangat menjanjikan, mulai dari perkebunan hingga minyak dan batu bara."Hanya saja, infrastruktur kita yang belum memadai," katanya.
Menurut Abdullah Rasyid, saat ini Kabupaten Mamuju Utara memiliki luas lahan konsesi kebun kelapa sawit sebesar 42.370 hektar, luas areal yang menghasilkan sebesar 31 ribu hektar, dengan kapasitas produksi 640.300 ton per tahun dan dengan Produktivitas sebanyak 20,65 ton per tahun.
Selain itu, kelapa sawit milik masyarakat yang berproduksi seluas 10.550 haktar, dengan kapasitas produksi 211.000 ton per tahun dan dengan produktivitas 20 ton per hektar. Belum lagi kelapa dalam dengan luas areal produksi 24 ribu ton per hektar.
Lahan pertanian seluas lebih dari 160 hektar atau sekitar 43,70 persen dari luas kabupaten itu, lahan kebun kakao 28.000 hektar dengan produksi 0,6 Ton per hektar per tahun, serta hutan yang seluas 162.428 hektar atau lebih 50 persen dari luas Mamuju Utara. Karena itulah, masyarakat setempat lebih menjadikan pertanian dan perkebunan sebagai tumpuan hidup mereka.
Tidak hanya itu, Bupati Mamuju Utara, menjelaskan, ada tiga blok sumur minyak di daerahnya yang sekarang dalam tahap eksplorasi, yakni Blok Pasangkayu, Blok Surumana dan BLok Kuma. Eksplorasi minyak itu akan dilakukan oleh Marathon International Petroleum Oil, PT. Exxon Mobile dan PT Pertamina.
Untuk Marathon International Petroleum Oil, kata Bupati, memiliki lahan konsesi seluas 4.707,02 kilometer persegi, dengan nilai investasi tahap pertama lebih Rp 700 miliar. Perusahaan ini akan melakukan dua tahap eksplorasi. Tahap pertama akan berlangsung selama enam tahun dan akan diperpanjang lagi. PAda 10 tahun kemudian, perusahaan ini sudah dapat menghasilkan minyak dari antara 20 sampai 30 sumur di kawasan itu.
Bupati Abdullah Rasyid mengatakan, untuk PT Exxon Mobile, telah melakukan kegiatan serupa di Kabupaten Mamuju Utara yang juga akan mengolah Blok Migas Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara sejak Maret 2007 lalu.
Tahun ini, perusahaan tersebut akan melakukan survei seismic dengan luas wilayah sekitar 1.750 kilometer persegi, sedangkan luas blok wilayah eksplorasi sekitar 4.200 kilometer persegi. "Perusahaan ini akan melakukan pengeboran tiga sumur minyak sampai satu tahun ke depan," ujar Bupati Mamuju Utara.
Hanya saja, menurut Bupati Abdullah Rasyid, infrastruktur di daerahnya masih sangat terbatas. Hotel dan penginapan hanya ada dua, belum lagi soal energi listrik yang hanya bisa beroperasi delapan jam per hari.
Lantaran itu, pihaknya telah berupaya menggandeng sejumlah pelaku usaha untuk mendorong pembangunan infrastruktur di wilayah itu agar menjadi lebih baik. Antara lain yang sudah dijajaki adalah PT Citra Nuansa Elok (CNE) Palu dan Perusahaan Daerah Kota Palu. Dua perusahaan ini, kata Bupati Mamuju Utara, akan membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan hotel. Pihaknya, kata Bupati, sengaja menggandeng dua perusahaan di Palu ini, karena selain dari segi jarak tempuh yang sangat dekat, yakni hanya sekitar 120 kilometer dari Pasangkayu--ibukota Mamuju Utara, dua perusahaan ini telah terbukti berhasil membangun PLTU Palu dan Mall Tatura Palu.
"Dari pengalaman mereka itulah, kami sengaja mengundang mereka untuk membicarakan soal rencana pembangunan infrastruktur tersebut," kata Bupati Abdullah Rasyid.
Karman Karim, direktur Utama PT Citra Nuansa Elok, mengatakan, pihaknya akan membangun PLTMH di Mamuju Utara minimal satu mega per 1 turbin. Nilai investasinya nanti sekitar Rp 13 miliar. Nilai investasi sebesar itu, akan menjadi tanggungan bersama antara PT CItra Nuansa Elok, Perusahaan Daerah Kota Palu dan Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara.
"Dalam waktu dekat, kami bersama Pemerintah Mamuju Utara segera membuat fisibility study, selanjutnya pekerjaan segera kami lakukan. Kami tidak sekadar membangun PLTMH saja, tapi sekaligus dengan mengurusi izin dan segala tetek bengek lainnya," kata Karman Karim.
Meski masih dalam tahap membangun berbagai sarana dan prasarana, tapi pemerintah setempat telah berani melakukan gebrakan positif dengan memberlakukan pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat di daerahnya. Tidak pandang bulu, apakah masyarakatnya miskin atau kaya, yang pasti kalau mereka berobat di rumah sakit atau puskesmas,
semuanya tidak dipungut biaya. Padahal, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2007 di Mamuju Utara, hanya sekitar lebih Rp 265 miliar dan Pendapatan Asli Daerah lebih Rp 20 miliar.
Pertimbangannya, menurut Bupati, pihaknya telah menganggarkan sebanyak Rp 14 miliar dari APBD Mamuju Utara di bidang kesehatan, sementara pendapatan yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (rumah sakit) hanya sekitar Rp 90 juta per tahun.
"Jadi, antara pendapatan dan subsidi sangat tidak seimbang, sehingga saya mengambil kebijakan, lebih baik digratiskan saja," ujar Bupati Abdullah Rasyid.
Dengan begitu, walaupun usianya masih seumur jagung, tapi kabupaten ini paling tidak telah menjadi surga bagi masyarakatnya sendiri. Dan dalam waktu yang tidak lama lagi, setelah tiga blok minyak di Mamuju Utara itu sudah mulai dieksploitasi, maka Mamuju Utara akan menjadi Surga Baru di Bumi Sulawesi.
No comments:
Post a Comment