Wednesday, April 05, 2006

Pemuda Muslim Desak Percepat Eksekusi Tibo

Ruslan Sangadji

Sedikitnya 100 pemuda muslim yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Penegakan Hukum, Rabu (5/4) siang, menggelar unjukrasa di halaman Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, mereka menuntut agar eksekusi terhadap terpidana mati kasus kerusuhan Poso, Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus da Silva dipercepat.

"Sebagai wujud dari ketaatan kita pada hukum, maka kami minta agar eksekusi terhadap Tibo dan kawan-kawannya dipercepat," kata Muhammad Subhan, Ketua Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Sulawesi Tengah.

Para pengunjukrasa juga menyesalkan pihak-pihak tertentu yang menolak eksekusi terhadap Fabianus Tibo dan kawan-kawan. Menurut Subhan, kelompok yang menolak eksekusi itu sesungguhnya tidak paham dengan kondisi Poso dan tidak pernah tahu tentang konflik yang terjadi di Poso.

"Harusnya mereka pelajari dulu bagaimana sepak terjang Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus da Silva selama berlangsungnya konflik Poso. Dengan begitu mereka tidak seenaknya saja menolak hukuman eksekusi yang akan dilaksanakan nanti," tegas Subhan yang juga pemuda asal Poso itu.

Selain meminta eksekusi dipercepat, pengunjukrasa yang terdiri dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI), Himpunan Pemuda Alkhairaat (HPA), BEM Universitas Alkhairaat dan BEM Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palu itu meminta polisi agar segera mengusut keterlibatan 16 nama yang disebut-sebut sebagai aktor di balik kerusuhan Poso itu.

Kapolda Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Polisi Oegroseno yang menerima para pengunjukrasa itu menyatakan, eksekusi terhadap Fabianus Tibo dan kawan-kawannya itu sudah final. "Upaya grasi yang mereka minta ke Presiden sudah ditolak, jadi sekarang tinggal eksekusi saja," kata Kapolda Oegroseno.

Oleh karena itu, Kapolda Sulteng menyatakan bahwa saat ini mereka tinggal menunggu perintah dari pihak Kejaksaan Tinggi setempat, kapan dan di mana eksekusi akan dilaksanakan.

Sementara itu, dari Lembaga Pemasyarakatan Palu, dilaporkan bahwa saat ini penjagaan terhadap ketiga terpidana mati itu sangat diperketat. Selain keluarga dan kuasa hukumnya, pihak-pihak luar termasuk wartawan pun sudah tidak diizinkan lagi untuk menemui Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus da Silva.

Tapi, pihak Lembaga Pemasyarakatan Palu mengaku hingga kini belum menerima surat pemberitahuan mengenai rencana eksekusi dari Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah.

"Kami cuma menerima surat dari Kejaksaan Negeri Palu agar penjagaan dan pengamanan terhadap Tibo dan kawan-kawan agar diperketat. Kami juga diminta untuk tidak memberikan izin pihak lain menemui ketiganya, kecuali keluarga dan kuasa hukumnya." tegas Kepala Lembaga Pemasyarakatan Palu kepada The Jakarta Post (5/4) pagi yang hendak mengantarkan rokok untuk ketiga terpidana mati itu.

Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal DPP Gerakan Pemuda Islam, Aslamuddin Lasawedy mengimbau agar umat Islam bisa membuka hati mereka untuk memaafkan Fabianus Tibo, Marinus Riwu dan Dominggus da Silva, agar ketiga bisa kembali ke hadirat Tuhannya dalam keadaan tenang.

"Sebentar lagi ketiganya akan dieksekusi, jadi sebaiknya kita maafkan mareka, agar mereka bisa mati dalam damai. Bukankah umat Islam ini adalah umat pemaaf," kata Aslamuddin Lasawedy, Rabu (5/4).

No comments: