Wednesday, May 07, 2014

PEMBALAKAN LIAR MASIH MARAK DI TNLL

Jalan masuk menuju Taman Nasional Lore Lindu
Pembalakan liar di kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) masih marak terjadi. Saat ini, ada sekitar tiga hektar lahan yang baru dibuka di kawasan tersebut.

Kepala Bidang Teknis dan Konservasi Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah, Ahmad Yani, membenarkan soal itu. Dia mengatakan, pihaknya telah menangkap dua orang tersangka yang melakukan pembalakan liar di TNLL.

“Pembalakan liar seluas tiga hektare itu terjadi di Desa Watumaeta, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso,” katanya.

Ada sekitar 60 desa yang terletak di sekitar Taman Nasional Lore Lindu yang terletak di Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi itu, yang rawan   terjadinya berbagai kasus perusakan lingkungan.

Oleh karena itu, pihak Balai Taman Nasional Lore Lindu (BTNLL) itu akan akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Poso untuk merehabilitasi hutan yang telah dirusak warga demi memenuhi kebutuhan hidup mereka itu.

"Dalam waktu dekat ini saya akan menemui Bupati Poso untuk meminta dukungan dari pemerintah di daerah itu, menyangkut relokasi sejumlah warga dari dalam kawasan hutan lindung dan juga kegiatan rehabilitasi hutan," katanya.
 
Ahmad Yani juga menegaskan tidak akan memberikan toleransi kepada warga yang mengganggu Taman Nasional dengan alasan apapun itu.

"Tidak ada toleransi bagi masyarakat yang membuka kebun atau mencuri hasil hutan di dalam Taman Nasional," tegasnya.

Beberapa kasus yang diungkap petugas Taman Nasional, para pelaku biasanya berkilah bahwa mereka hanya mengambil kayu untuk ramuan rumah.

"Tetapi jumlahnya kok banyak. Tidak mungkin hanya untuk ramuan rumah. Itu akal-akalan mereka saja," ujarnya.

Ia kembali menegaskan bahwa petugas tidak akan melihat jumlah tebangan, tetapi siapapun dia, jika terbukti mengganggu Taman Nasional akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.

Mengenai rehabilitasi hutan di TNLL, kata Ahmad Yani, diharapkan pada akhir 2013 dapat merealisasikan program rehabilitasi hutan seluas 1.250 hektare terletak   kabupaten  Poso dan Kabupaten Sigi.

Menurut dia, selama satu tahun 2013 ini, ada sekitar 15 titik yang menjadi sasaran dari kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL), yang kondisi hutannya  dalam kondisi memprihatinkan sehingga perlu segera dihijaukan kembali, guna mengantisipasi terjadinya bencana tanah longsor dan banjir bandang," katanya.

Ia mengatakan salah satu titik yang mendapat perhatian BTNLL adalah kawasan Dongi-Dongi yang terletak di Kecamatan Nokilalaki, Kabupaten Sigi. Di lokasi itu,  hutan seluas 3.900 hektare  telah berubah menjadi lokasi pemukiman dan kebun masyarakat.

Program RHL di Dongi-Dongi melibatkan unsur TNI Angkatan Darat dan juga swakelola dengan mmasyarakat setempat dengan alokasi anggaran cukup besar, tanpa merincinya.

"Masyarakat juga dilibatkan dalam program tersebut agar mereka ikut bertanggungjawab memelihara tanaman yang sudah ditanam dan juga menjaga hutan setempat," katanya.
 
Dongi-Dongi hingga kini sudah dihuni sekitar 800 kepala keluarga (KK) sebagian besar perambah dan sebagian lagi masyarakat dari luar Sulteng.
 
Taman Nasional Lore Lindu selama ini dihuni sekitar 117 jenis mamalia, 29 reptilia, 14 jenis amfibia, dan lebih dari 50 persen diantaranya satwa endemik Sulawesi yang selama ini hidup dikawasan hutan itu.***

No comments: