Monday, March 23, 2009

Kampanye Golkar Makan Korban


AMPANA - Kampanye terbuka Partai Golongan Karya (Golkar) Tojo Una-Una—sekitar 8 jam perjalanan dari Kota Palu--- Minggu (22/3) siang, menelan korban. Seorang siswa kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Ampana bernama Acin (15) terjatuh dari truk saat baru mau ke lokasi kampanye di Desa Padang Uloyo, Ampana Tete. Kondisinya kritis.

Informasi yang dikumpulkan menyebutkan, lokasi jatuhnya Acin di Desa Balanggala, Ampana Tete. Dia pergi kampanye pada pukul 12 siang. Acin bersama puluhan kawannya hendak pergi berkampanye memakai mobil truk. Dalam keriuhan meneriakan yel-yel Partai Golkar, Acin tak melihat kalau di depannya ada ranting pohon yang menjulur ke badan jalan. Dan sekejap saja saat mobil-mobil melaju, kepalanya tersambar ranting pohon di atas jalan. Dia lalu jatuh. Darah pun berceceran.

“Dia jatuh dari atas truk yang mereka naiki, karena tersangkut ranting pohon jambu mente yang menjulur ke jalan. Kepalanya pecah dan matanya memar-memar membiru disapu ranting kayu,” kata Muhammad Irsan, Sekretaris Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Kabupaten TojoUna Una.

Menurut Muhammad Irsan, kampanye Partai Golkar yang dijadwalkan pukul 14.00 Wita tersebut akan dipusatkan di Desa Padang Uloyo, yang letaknya tak jauh dari Kota Ampana, ibu Kota Kabupaten Tojo Una-Una. Kampanye terbuka Partai Golkar ini dihadiri ribuan massa dari pelbagai penjuru kota di Ampana. Meski hanya dihibur artis lokal, tapi Partai Golkar mampu menguningkan Kota Ampana.

Korban Acin yang merupakan anak pertama dari enam bersaudara kini mendapat perawatan intensif di bagian gawat darurat (ICU) Rumah Sakit Ampana. Hingga kini Acin masih tak sadarkan diri. “Puluhan orang membesuk Acin. Kondisinya gawat, mudah-mudahan dia selamat,” kata Muhammad Irsan.

Irsan menilai Partai Golkar bertanggungjawab atas tragedi ini. Selain, karena Acin masih di bawah umur tak boleh ikut kampanye, juga termasuk perawatan korban. Dia menyebutkan, baru caleg Said Badjeber dari Partai Golkar yang datang membesuk.

Panwas serta KPU setempat, kata Irsan, juga tak bisa lepas tangan. Pasalnya, dalam kampanye terbuka anak-anak di bawah umur tidak diperbolehkan ikut dalam kampanye. “Itu artinya, KPU gagal dalam melakukan sosialisasinya,” ujar Irsan.

Orang tua korban kecewa terhadap Panwas yang tak mampu menertibkan parpol yang melibatkan anak-anak dalam kampanye. Ia juga mengaku pasrah atas kejadian ini. Dia menyebutnya ini mungkin sudah merupakan suratan takdir bagi anaknya. “Saya serahkan semua kepada Tuhan. Saya sudah pasrah,” kata Iswati, ibu Acin. ***

No comments: