Monday, March 23, 2009

Ribuan Hektar Kebun Kakao di Morowali Terendam

Ribuan hektar areal perkebunan kakao milik warga di Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali, rusak terendam banjir akibat luapan Sungai La’a.

Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Morowali, Darmansyah mengatakan, selain areal perkebunan kakao, air juga menggenangi sekitar 526 hektar areal persawahan, 161 hektar tambak dan 163 hektar kebun palawija. “Banjir sudah meluas ke 13 desa di kecamatan itu,” katanya.

Dia menyebutkan, banjir yang terjadi kurun sepekan terakhir ini juga menggenangi satu gedung SD dan gedung sekolah Taman Kanak-kanak (TK), sembilan unit tempat ibadah, puskesmas, gedung balai desa dan 21 buah jembatan. “Kami baru menerima laporan dari Petasia, sudah 13 desa terendam air dan sebanyak 1.313 kepala keluarga atau 4.682 jiwa penduduk sudah diungsikan,” ujarnya.

Dia menyebutkan, dengan bertambahnya desa yang tergenang luapan sungai La’a tersebut kerugian akibat bencana banjir diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Namun sampai saat ini tim Pemkab Morowali yang berada di lokasi bencana terus melakukan pendataan terhadap jumlah kerusakan yang terjadi akibat banjir itu.

“Sampai saat ini kami belum bisa menghitung secara pasti jumlah kerugian yang diakibatkan banjir kali ini,” ujarnya.

Sebelumnya dilaporkan, banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Morowali telah mengakibatkan kegiatan belajar-mengajar di sejumlah sekolah di daerah itu hingga kini terhenti.

"Ada ratusan siswa SD di Kecamatan Petasia tidak bisa mengikuti proses belajar, karena bangunan sekolah mereka terendam banjir," kata Sutrisno Sembiring, kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Sulteng.

Ia menjelaskan ada tiga sekolah yaitu SD Togo Mulya, kelas jauh Korongkana, dan kelas jauh Ulula di Kecamatan Petasia terendam banjir dan tidak bisa digunakan untuk proses belajar-mengajar.

Pemprov Sulteng dan Pemkab Morowali telah menyalurkan bantuan berupa bahan makanan dan obat-obatan bagi para korban banjir di 13 desa di Kecamatan Petasia.
Desa-desa yang terendam banjir berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS), sehingga ketika terjadi banjir, airnya meluap hingga ke tempat pemukiman warga.
Setiap kali banjir dan airnya meluap, kebanyakan rumah penduduk di 10 desa itu dipastikan terendam karena memang berada di sepanjang DAS Sungai La`a. ***

No comments: