Tuesday, March 21, 2006

Teroris di Sulawesi Tengah Dibekuk Polisi

Ruslan Sangadji

Tim gabungan Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia dan Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah berhasil meringkus tujuh orang pelaku sejumlah aksi kekerasan di Poso dan Palu, Sulawesi Tengah. Ketujuh orang itu ditangkap di tempat berbeda. Diduga, selama ini ketujuhnya terlibat sejumlah perampokan bersenjata api dan aksi terorisme berupa penembakan misterius dan peledakan bom di Palu dan Poso serta sejumlah wilayah lainnya di Sulawesi Tengah.

Polisi juga berhasil menangkap Andi Makassau alias AM yang diduga menjadi sutradara dalam serangkaian kasus kekerasan bersenjata di Sulawesi Tengah. Terungkapnya peran AM bermula dari pengembangan penyidikan enam tersangka lainnya. Dari keterangan mereka diperoleh kalau AM merupakan sutradara serangkaian aksi mereka.

Menurut Kepala Penerangan Operasi Keamanan Sulawesi Tengah Komisari Besar Polisi Didi Rochyadi berdasarkan hasil penyidikan para tersangka lainnya AM diketahui ikut melakukan penyerangan di sejumlah desa di wilayah Poso saat terjadinya kerusuhan SARA tahun 2001-2003 lalu. Dipastikan juga kelompok ini terkait dengan serangkaian peledakan bom maupun penembakan misterius di Palu dan Poso.

“Dari pemeriksaan awal AM diketahui yang meminta hasil dari aksi kejahatan para tersangka sebagian digunakan untuk fa’i atau mendanai aksi kekerasan kelompok mereka di Sulawesi Tengah,” jelas Didi pada wartawan Rabu (15/3) di Mapolda Sulteng, Jalan Sam Ratulangi, Palu Timur.

Ditambahkan Didi bahwa AM meminta fa’i sebesar 15 persen dari total hasil aksi-aksi perampokan mereka dan untuk selanjutnya digunakan pada aksi-aksi berikutnya, semisal peledakan bom dan sebagainya.

Dari tangan para tersangka polisi menyita sejumlah barang bukti antara lain dua pucuk senjata api laras pendek organik jenis revolver dan FN. Lalu sepucuk senjata laras panjang organik jenis medzen dan puluhan butir amunisi berbagai kaliber. Yang menarik dari tangan tersangka juga disita dua setelan pakaian seragam Satuan Brigade Mobil.

“Diduga pakaian seragam anggota Kepolisian itu mereka gunakan dalam menjalankan aksi, sehingga masyarakat dengan mudah menuduh bahwa pelakunya adalah Polisi,” tambah Kapolda Sulteng Brigadir Jenderal Polisi Oegroseno yang mendampingi Kombes Pol Didi.

AM dan keenam tersangka lainnya ditahan secara terpisah. Selain di tahanan Mapolda sebagian tersangka ditahan di Mapolresta Palu dan Mapolsekta. Direncanakan sebagian tersangka akan dibawa ke mabes Polri pada Jumat (17/3) pekan ini.

Dari catatan Sinar Harapan, kelompok ini terlibat serangkaian aksi penembakan semisal di Tangkura, Poso Pesisir, tahun 2001 lalu yang menewaskan sejumlah orang. Kelompok mereka pula yang ditengarai terlibat dalam aksi peledakan bom di Pasar Poso November 2004 dan peledakan bom di Pasar Tentena, Mei 2005.

Saat ini, polisi juga tengah mengembangkan penyidikan atas keterlibatan mereka dalam aksi bom di Pasar Daging Babi Kelurahan Lolu Utara, Palu Selatan pada akhir Desember 2005 lalu dan peledakan bom di Pura Jagad Nata Stana Narayana, di Poso pada Sabtu (11/3) lalu.

Sejauh ini, menurut Kapolda Oegroseno pihaknya telah memetakan empat kelompok pelaku aksi kekerasan atau terorisme di Poso. Mereka bisa jadi terkait satu sama lain, namun sudah menjalankan peran berbeda. “Ada kelompok bom, lalu kelompok senjata api, kelompok senjata tajam dan yang terakhir kelompok advonturir,” demikian mantan Wakapolda Bangka Belitung ini.***

No comments: