Tuesday, June 12, 2007

Polisi Masih Buru Delapan DPO Poso

Ruslan Sangadji

Pasca penangkapan Basri dan kawan-kawan, kelompok yang terlibat berbagai aksi kekerasan di Poso, ternyata masih tersisa lagi delapan orang yang sampai sekarang masih diburu oleh polisi. Menurut Kapolda Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Polisi, Badrodin Haiti, mereka itu adalah Upi, Iin, Yasin Lakita, Iwan Asapa, Nanto Bojel, Papa Isram, Maryono dan Enal Ta'u.

"Sampai sekarang kami belum berhasil menangkap mereka. Kami menduga, sebagian mereka masih berada di Poso. Sedangkan Enal Ta'u kemungkinan besar sudah melarikan diri ke Sumatera," kata Kapolda Sulteng usai diskusi terbatas dengan Dewan Pers di Palu, Senin (11/6) malam.

Kapolda Badrodin Haiti mengatakan, pihaknya telah mengetahui tenpat persembunyian delapan orang DPO itu di Poso. Hanya saja, polisi masih menunggu waktu yang tepat untuk membekuk mereka. "Kita tunggu saja hasilnya," kata Kapolda Sulteng.

Ditanya soal kaitan antara delapan DPO itu dengan kelompok Abu Dujana, Kapolda Badrodin Haiti menyatakan, soal keterkaitan kelompok itu masih sebatas asumsi saja dan belum sampai pada kesimpulan akhir. Namun yang pasti, katanya, kelompok delapan DPO itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan Jamaah Islamiyah.

Tapi, kata Kapolda Sulteng, ada dua orang dari delapan orang yang paling dicari itu adalah murid Nurdin M Top yang pernah dilatih "perang" di Blitar Jawa Timur. "Yang paling tahu semua itu adalah dokter Agus," kata Kapolda.

Hanya saja, kata Kapolda Sulteng, pihaknya masih terus menyelidiki keberadaan dr Agus itu. Polisi pernah mengecek ke tempat tinggal yang bersangkutan, tapi ternyata sudah tidak berada di tempat. "Tokoh ini sangat penting untuk mengungkap soal jaringan para DPO itu. Sayangnya kami belum mengetahui di mana keberadaannya sekarang," tegas Kapolda Sulteng.

Peran dr Agus itu, kata Kapolda, adalah memberikan ceramah dan membai'at para pelaku sebelum mereka melakukan aksi teror di Poso dan Palu. Salah satu peran yang paling nyata, tambah Kapolda Badrodin Haiti, adalah memberikan tauziyah kepada para pelaku peledakan bom di pasar Tentena akhir 2005 silam.

Tidak hanya itu, dokter Agus juga, kata Kapolda Sulteng, terlibat dalam sejumlah kasus termasuk kasus 22 Oktober 2006 di Tanah Runtuh, juga ada dalam peristiwa kontak senjata antara polisi dengan sekelompok orang di Tanah Runtuh awal 2007 lalu itu.

Dari penulusuran lapangan menyebutkan bahwa dr Agus itu berasal dari Semarang, Jawa Tengah. Ia disebut-sebut sebagai Menteri Kesehatan Jamaah Islamiyah. Dokter ini memiliki nama asli Joko dan diduga memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kelompok Abu Dujana yang ditangkap oleh Detasmen Khusus 88 Anti Teror beberapa waktu lalu.

Dokter Agus alias Joko ini, mulai masuk ke Poso tahun 2005, sebelum terjadinya peledakan bom di Pasar Tentena. Bahkan, diduga dokter ini termasuk salah seorang yang ikut merencanakan peledakan itu. Hanya saja, setekah peristiwa itu, dokter Agus alias Joko ini pun kabur entah ke mana. ***

No comments: