Tuesday, March 11, 2008

Jumlah Wisatawan di Sulteng Menurun

The Association of Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) Sulawesi Tengah, mencatat, telah terjadi penurunan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi Tengah pada tahun 2007.

"Jumlah wisatawan yang datang ke Sulteng menurun hingga lebih 60 persen pada tahun 2007," kata Ary Wowor, ketua Asita Sulteng kepada The Jakarta Post, Selasa (11/3) siang.

Dalam catatan Asita Sulteng, tahun 2007 jumlah wisatawan yang datang ke Sulteng hanya sebanyak 1000-an orang, sedangkan tahun 2006 tercatat sebanyak 2700 orang. Dari jumlah wisatawan yang datang itu, rata-rata adalah kunjungan yang tidak diorganisir oleh agen perjalanan, tapi kunjungan pribadi-pribadi yang hanya mau berlibur saja.

"Tidak ada lagi kunjungan dalam jumlah besar yang diorganisir oleh agen perjalanan wisata," kata Ary Wowor.

Menurunnya jumlah wisatawan itu, kata Ary Wowor, sangat berkaitan erat dengan kebijakan larangan izin terbang pesawat Indonesia oleh negara Eropa. Padahal, rata-rata wisatawan yang datang ke Sulteng berasal dari Eropa.

"Sekarang kita tinggal menunggu bulan Agustus, atau di musim libur negara Eropa. Apakah akan terjadi lonjakan jumlah wisatawan ke Sulteng, ataukah sebaliknya," ujarnya dan menambahkan, bahwa pihaknya memprediksi jumlah wisatawan masih tetap statis seperti tahun 2007, akibat belum dicabutnya izin terbang oleh pihak Eropa.

Ary Wowor mengatakan, para wisatawan yang ke Sulteng itu, hanya menggemari dua tempat wisata, yaitu Pulau Togean di Kabupaten Tojo Una-Una dan Taman Nasional Lore Lindu di Donggala dan Poso. Sedangkan tempat lain seperti Tanjung Karang di Donggala, hanya menjadi tempat istirahat sementara. Sedangkan di Danau Poso, sekarang sudah sangat jarang dikunjungi, karena masih ada rasa takut para wisatawan itu.

Penurunan jumlah wisatawan itu, kata Ary Wowor, berdampak pula pada ditutupnya agen perjalanan dan travel di Kota Palu. Asita Sulteng mencatat, dari sekitar 40 agen perjalanan dan travel di Kota Palu, kini tinggal 30 agen saja yang masih buka. Dari 30 itu, hanya 15 agen perjalanan dan travel yang masih aktif dan 15 lainnya dalam posisi hidup segan mati pun tak mau. ***

No comments: