Monday, September 29, 2008

Presiden SBY: Terima Kasih Alkhairaat


DOLO - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan terima kasihnya kepada Alkhairaat, atas perjuangan lembaga Perguruan Islam terbesar di Kawasan Timur Indonesia itu, dalam menjalankan tiga pilar perjuangannya, yaitu pendidikan, dakwah dan usaha sosial.

"Atas nama negara, bangsa dan pribadi, saya mengucapkan terima kasih kepada Alkhairaat, yang telah berjuangan untuk kepentingan bangsa dan negara," kata Presiden Susilo Bambang Yudhyono penuh takzim.

Ungkapan terima kasih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu, disampaikan ketika memberikan sambutan pada peresmian Pembukaan Muktamar Besar (Mubes) IX Alkhairaat, Selasa (26/8) siang, di Pondok Pesantren Alkhairaat, Kampus Madinatul Ilmi, Desa Kotarindau, Kecamatan Dolo, Kabupaten Donggala.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono, Menko Kesra Aburizal Bakri, Menteri Agama M. Maftuh Basyuni, Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah, Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, dan Menteri Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi.

Menurut Presiden SBY, sebagai lembaga Perguruan Islam terbesar di Kawasan Timur Indonesia, Alkhairaat telah menunjukkan pengabdian terbaiknya, untuk kepentingan bangsa dan negara dalam bidang pendidikan, dakwah dan usaha sosial.

"Oleh karena itu, saya instruksikan kepada Pemerintah Daerah agar menjadikan Alkhairaat sebagai mitra atau partner dalam pembangunan bidang pendidikan, dakwah dan usaha sosial. Berilah bantuan, karena bukan apa-apa, tapi demi kemajuan pendidikan, dakwah dan usaha sosial," tegas Presiden.

Dalam bidang dakwah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan kepada para ulama Alkhairaat, agar teruslah mengajak umat, agar tidak tercemar dengan praktik-praktik agama yang menyimpang. "Kita memang menegakkan amar ma'ruf nahyi munkar, tapi bukan berarti kita menggunakan cara-cara yang munkar untuk memerangi kemungkaran," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan.

Untuk urusan dakwah ini, Presiden mengatakan, negara-negara di dunia sangat mengharapkan peran aktif Indonesia untuk terus ikut menciptakan keadaan dunia yang damai dan sejahtera. "Kita harus menjalankan ajaran Islam yang agung dan penuh dengan kedamaian," kata Presiden SBY.

Sedangkan soal pendidikan, Presiden mengatakan tahun 2009 nanti, pemerintah segera merealisasikan 20 persen anggaran pendidikan, dan Presiden menginstruksikan Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama untuk memperhatikan Alkhairaat. "Insya Allah Alkhairaat kecipratan dana dari 20 persen anggaran pendidikan itu," kata Presiden.

Semua pernyataan Presiden SBY itu, merupakan jawaban atas Pidato Iftitah Mubes IX Alkhairaat yang disampaikan Ketua Utama Alkhairaat, Habib Saiyid Saggaf Aljufri. Dalam pidatonya Habib Saggaf mengatakan, sudah 78 tahun Alkhairaat mengabdi dirinya membangun bangsa di bidang bidang pendidikan, dakwah dan usaha sosial.

Sejak berdirinya tahun 1930 hingga, Alkhairaat telah memiliki sedikitnya 1561 sekolah dari berbagai jenjang, 35 pondok pesantren yang tersesar di kawasan Timur Indonesia dan sebuah perguruan tinggi yang bernama Universitas Alkhairaat, dengan enam fakultas, yaitu Fakultas Agama Islam, Pertanian, Perikanan, Ekonomi, Sastra dan Fakultas Keguruan Ilmu pendidikan.

"Saat ini juga sedang dipersiapkan Fakultas Kedokteran. Ini adalah sumbangsih Alkhairaat untuk Ibu Pertiwi," ujar Habib Saiyid Saggaf Aljufri.

Dalam pidato itu juga, Ketua Utama Alkhairaat mengatakan, dalam sejarah pemerintahan di Indonesia, di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah yang pertama kalinya anggaran pendidikan mencapai 20 persen. Lantaran itu, Ketua Utama berharap agar Alkhairaat juga bisa kecipratan dana tersebut untuk membangun dunia pendidikannya.

Sementara itu, suasana pembukaan Mubes IX Alkhairaat sangatlah meriah. Ribuan warga Alkhairaat dari berbagai penjuru membanjiri Kampus Madinatul Ilmi. Mereka tak peduli dengan rintik-rintiknya hujan menjelang kehadiran Presiden.

Tapi beberapa saat kemudian, hujan berhenti dan langit pun tampak cerah. Semuanya bertahniah dengan peristiwa akbar yang berlangsung lima tahun sekali itu. Tapi lima menit setelah Presiden meninggalkan tempat, hujan deras pun tumpah dari langit.***

No comments: