Tuesday, November 13, 2007

Palu Sebagai Pusat Industri Rotan

Pemerintah Kota Palu bertekad menjadikan kota ini sebagai pusat industri dan sentra rotan nasional, karena pasokan rotan Kota Palu mencapai 50-60 persen atau sekitar 50.000 sampai 60.000 ton untuk stok rotan nasional.

Sedangkan 80 persen kebutuhan bahan baku rotan dunia, berasal dari Indonesia. Negara-negara yang membutuhkan bahan baku rotan pun mencapai berbagai belahan dunia baik Eropa, Amerika, ASEAN hingga Timur Tengah.

"Ini potensi pasar yang cukup menjanjikan," kata Walikota Palu, Rusdy Mastura, kepada ochansangadji, (12/11).

Lantaran itulah, kata Walikota Palu, pihaknya menangkap peluang itu dengan menjadikan kota ini sebagai pusat industri dan sentra rotan nasional, karena 50-60 persen bahan baku rotan nasional ada di Sulawesi Tengah.

Data Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Perindagkop) Kota Palu, menyebutkan Sulawesi Tengah memiliki jenis rotan yang khas (endemik) seperti jenis lambang, barang, tohiti noko dan berbagai jenis lainnya yang diperkirakan berjumlah 12 jenis.

Itu semua, menurut Walikota Palu, karena kondisi alam Sulawesi Tengah yang umumnya merupakan tanah berkapur sehingga banyak mengandung silika. Kandungan ini diperkirakan memiliki pengaruh bagi kelenturan dan daya tahan rotan.

"Maka jangan heran kalau hanya di Sulteng yang memiliki jenis rotan endemik yang harganya sangat mahal," katanya.

Untuk mewujudkannya, Pemerintah Kota Palu telah membuka Sekolah Kriya Rotan yang saat ini masih menjadi salah satu jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Palu, dan memberangkan lima tenaga pengajarnya untuk magang di Cirebon, Jawa Barat.

BANGUN UPT BERDAYAKAN HOME INDUSTRI

Pemerintah Kota Palu juga telah melakukan sinergitas dengan seluruh stakeholder, untuk mendirikan sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) rotan Kota Palu.

Fokus pengembangan UPT rotan tersebut, kata Rusdy Mastura, adalah memberikan fasilitas peralatan mesin pengelola rotan, pemasaran, pendidikan dan pelatihan.
Untuk peralatan dan mesin Pemerintah Kota Palu telah mengalokasikan pembangunan dua pabrik dan gudang sebagai fasilitas penunjang untuk menuju perbaikan umum dan pengolahan rotan Sulawesi Tengah.

Kepala Bidang Perencanaan Dinas Perindagkop Kota Palu, M. Fatih, mengatakan, kehadiran UPT Rotan ini, akan mengarahkan usaha pada industri barang jadi berbasis home industri (industri rumah tangga).

Menurut M. Fatih, kemajuan Cirebon, Jawa Barat sebagai basis industri rotan karena tetap berdasarkan pemberdayaan rumah tangga. "Makanya, UPT Rotan ini kita arahkan pada pengembangan home industri itu," ujarnya.

Sedangkan untuk pengembangan dan perbaikan mutu barang jadi, UPT Rotan Kota Palu sedang memfokuskan pada perbaikan sumber daya manusia yang akan menjadi pelaku dunia usaha rotan.

Perbaikan sumber daya manusia itu, sesuai arah kebijakan pemerintah Kota Palu 2006-2007, dilaksanakan pelatihan berdasarkan kensentrasi berbagai bidang, baik pengawetan rotan, anyaman rotan, rangka desain hingga Finishing.

“Untuk melaksanakan itu, kami telah menjalin kerjasama dengan pihak Cirebon untuk mendatangkan tenaga pelatih. Semua itu kita maksudkan agar mutu barang jadi lebih berkualitas," tegas Rusdy Mastura.

Harapan besar bagi Pemerintah Kota Palu, kelak UPT rotan akan memaksimalkan perannya untuk menjadi unit pelayanan bagi masyarakat pengolah rotan.

"UPT menjadi milik masyarakat Industri rotan, selain mereka mencari produk dan sekaligus arah pengembangan rotan, UPT rotan juga bisa dijadikan tempat berbagi pengetahuan bagi kemajuan bersama ekonomi rakyat Kota Palu, bahkan Sulawesi Tengah," tandas Rusdy Mastura yang dikenal dengan sebutan Walikota nyentrik itu.

No comments: