Wednesday, November 14, 2007

Teluk Tomini di Ambang Kehancuran


Teluk Tomini salah satu teluk yang terbesar di Indonesia. Teluk ini menjadi bagian wilayah dari 13 kabupaten yang meliputi Provinsi Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

Di tengah-tengah Teluk Tomini ini, terdapat 56 rangkaian pulau-pulau yang dikenal dengan Kepulauan Togean yang panjangnya membentang hingga 90 kilometer. Enam pulau di antaranya termasuk yang kategori besar, yaitu Pulau Una-Una, Batulada, Togean dan Talatakoh, Waleakodi dan Waleabahi.

Selebihnya adalah pulau-pulau kecil yang indah. Di pulau-pulau kecil itu, menjadi kawasan wisata yang setiap saat ramai dikunjungi wisatawan asing dari Eropa. Pulau-pulau ini yang mengelilingi enam pulau besar tersebut.

Dalam pembagian kawasan keanekaragaman hayati, kawasan ini berada di zona Wallacea, yang dalam sejarahnya merupakan kawasan terpisah dari Benua Asia maupun Australia. Nama Wallacea sendiri, diambil dari nama peneliti dan naturalis Ingris yang menjelajahi kawasan timur Indonesia (1854-1862), Alfred Russel Wallace.

Di teluk ini, terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya, dan seakan menjadi surga bagi para penyelam. Selain karena terumbu karangnya yang indah, berbagai jenis ikan juga hidup di sini.

Melihat besarnya potensi itu, tahun 2003 silam, ketika Megawati Soekarnoputri masih menjabat Presiden RI, telah dicanangkan teluk tersebut sebagu Pintu Gerbang Mina Bahari.

Bupati Parigi Moutong, Longky Djanggola kepada Berita Palu, Kamis (8/11) siang, mengatakan, harapan dicanangkannya Gerbang Mina Bahari itu, bahwa dengan potensi perikanan dan kelautan di dalamnya dapat menambah devisa negara, sekaligus dapat membukalapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Sayangnya, laporan dari Badan Kerjasama Pembangunan Regional Sulawesi (BKPRS), menunjukkan fakta miris bagi teluk itu. BKPRS menilai, beberapa teluk di wilayah Sulawesi, termasuk Teluk Tomini, mengalami kerusakan akibat kurang serasinya pembangunan kawasan darat dan laut.

Kerusakan ekosistem yang parah misalnya, meliputi kehancuran terumbu karang, hutan bakau, serta diperparah dengan kerusakan sejumlah daerah aliran sungai yang bermuara ke Teluk Tomini.

Kerusakan itu dapat disaksikan di Taman Nasional Kepulauan Togean yang terletak di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

Data Badan Perencaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat, menunjukkan bahwa kurun tahun 2001-2007, kerusakan terumbu karang mencapai 8,7 persen, padang lamun 4,6 persen dan mangrove berkurang hingga 5,11 persen.

Sedangkan luas keseluruhan Kepulauan Togean mencapai sekitar 411.373 ha, dan luas Kabupaten Tojo Una-Una yang berhadapan langsung dengan Togean, sekitar sekitar 5.721,15 km bujur sangkar. Di kawasan inilah yang paling banyak mengalami kerusakan.

Bupati Tojo Una-Una Damsik Ladjalani mengatakan, kerusakan itu diakibatkan adanya illegal fishing yang dilakukan warga sekitar. "Termasuk juga adanya pembuangan sampah ke laut," kata Damsik Ladjalani.

Padahal,UNESCO telah menetapkan Teluk Tomini sebagai salah satu kekayaan dunia yang patut dilindungi. Pasalnya, di teluk ini menyimpan potensi laut yang sangat menjanjikan.

Pemerintah provinsi Sulawesi Tengah melaporkan, potensi sumberdaya ikan di perairan tersebut, mencapai sekitar 330.000 ton per tahun. Yang dapat dikelola secara lestari sekitar 214.000 ton per tahun.

Sedangkan jenis ikan yang banyak dicari adalah jenis ikan pelagis besar dan ikan tuna sekitar 10.000 ton per tahun, ikan cakalang 14.000 ton per tahun. Juga terdapat jenis ikan seperti tongkol, sunu, baronang, kakap laut. Dan hasil laut lainnya seperti biji mutiara, teripang, udang dan rumput laut.

Dikhawatirkan, kerusakan di Teluk Tomini dan pulau-pulau yang mengitarinya kelak makin parah. Sehingga kebanggan menjadikan kawasan ini sebagai sokoguru kehidupan masyarakat setempat, tidak dapat tercapai.***


No comments: