PT. Jababeka TBK Jakarta menyatakan siap membangun kawasan industri Kota Palu. Kesediaan itu disampaikan Direktur Utama PT Jababeka, Setyono Djuandi Darmono ketika melakukan penandatangan naskah kesepakatan kerja sama antara PT Jababeka dan Pemerintah Kota Palu, 8 Mei 2008 lalu di kantor PT Jababeka, Wisma Batavia Jakarta.
Dalam naskah kerjasama itu, PT Jababeka akan membantu pembangunan infrastruktur kawasan industri sampai pada bersama-sama memasarkan hasil penelitian dan pengembangannya.
Sejak wacana pembangunan Kawasan Industri Kota Palu, Pemerintah Kota Palu bekerjasama dengan Departemen Prindustrian, pada 8 Pebruari 2007 lalu, membuka kantor Badan Promosi Palu beralamat di Gedung Mustika Ratu, Pancoran, Jakarta Selatan.
Pihak Departemen Perindustrian juga telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 13 miliar untuk mendorong Kawasan Industri Palu. Harapannya, kawasan ekonomi ini akan menjadi contoh bagi daerah lainnya di Indonesia.
Seiring dengan itu pula, Pemerintah Kota Palu menandatangani sejumlah MoU tapi sampai sekarang belum ada realisasinya, antara lain dengan Antara lain PT Ina International Co, untuk membangun pelabuhan laut yang lebih representatif. sebagai jawaban atas pembangunan Kawasan Industri Palu seluas 1520 hektar di Kecamatan Palu Utara.
MoU juga ditandatangani bersama dengan Raymond Kim, CEO PT Konesia Utama, dan Nyoman Dharmawanti, Direktur PT Diaksa Pramana Wisesa.
S.D Darmono mengatakan, pihaknya tidak sekadar menandatangani MoU tanpa realisasi. “PT . Jababeka TBK tidak hanya sekadar menandatangani MoU tanpa tindaklanjut. Kita akan memulai dengan mengirimkan tim ke Palu untuk melihat dan meneliti kawasan industri Kota Palu, selanjutnya kita akan melakukan aksi lanjutan,:” katanya.
Menurut Darmono, pihaknya memilih Kota Palu, karena didorong beberapa hal penting, antara lain ada keseriusan pemerintah setempat, ada jaminan keamanan untuk berinvestasi, dan kelebihan yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia.
“Makanya, Palu menjadi daerah pertama di Indonesia Timur yang bekerjasama dengan Jababeka. Makanya kita akan mengawal proses ini sampai berhasil demi kemajuan bersama,” kata Darmono.
Pihak Jababeka memang belum mempublikasikan berapa besar jumlah investasinya ke Kota Palu. Tapi yang pasti, kata Darmono, selain mendatangkan tim ke Palu, pihaknya juga akan memfasilitasi pertemuan besar antara Pemerintah Kota Palu, para pengusaha asal Sulaweei Tengah di Jakarta, para duta besar dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, untuk ikut memikirkan pembangunan di Kota Palu.
Walikota Palu, Rusdy Mastura mengatakan, Kawasan Industri Palu itu nantinya dapat berfungsi sebagai Pintu Gerbang Investasi ke kawasan Timur Indonesia (The Northern Gate), serta mendukung kemajuan pembangunan ekonomi di Sulawesi Tengah.
Kawasan Industri Palu terletak di Kawasan Utara Palu seluas 1520 hektar di Kecamatan Palu Utara, yang meliputi wilayah Pantoloan, Baiya, dan Lambara. Areal ini akan diapit oleh Kecamatan Tawaeli dan Kecamatan Banawa serta Kabupaten Donggala dan Teluk Palu di sebelah Utara, Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong di sebelah Timur, Kecamatan Sigi Biromaru dan Kecamatan Dolo Kabupaten Donggala di sebelah Selatan, dan Kecamatan Banawa dan Kecamatan Marawola Kabupaten Donggala di sebelah Barat.
Menurut Rusdy Mastura, dengan batas ini, aksesibilitas lahan, dalam sarana dan prasarana transportasi barang dan manusia, dapat dikatakan cukup memadai kawasan ini memang dirancang sebagai Kawasan Industri Modern dan Terpadu, dengan infrastruktur dan fasilitas yang komprehensif. Kawasan yang direncanakan, telah sesuai dengan rencana umum tata ruang melalui peraturan daerah, dengan luas Iahan pengembangan untuk berbagai jenis sentra kawasan.
Luas lahan pengembangan sebesar 1520 hektar, akan dibagi dalam 700 ha Kawasan Industri, 500 ha Kawasan Perumahan, 100 ha Education Park & Research Center, 100 ha Kawasan Komersial, 50 ha Sports, Golf & Country Club, 50 ha Pergudangan, 15 ha KM Center, dan 5 ha PALU Botanical Garden.
Tentunya, aksesibilitas kawasan pula telah diperhitungkan sejak awal. Sederhananya, kawasan industri hanya berjarak 15 kilometer dan Utara Kota PALU. Dengan 10 menit perjalanan dari jalan raya Trans Sulawesi, lima menit dan Pelabuhan Samudera Pantoloan, 30 menit dan dan ke Bandara Udara Mutiara, dan hanya 20 menit dari dan ke Kantor Pemerintah Kota Palu.
Di samping itu, Shuttle Helipad, Shuttle Bus Palu-Bandara Udara Mutiara, Shuttle Bus Palu—Kawasan industri Palu, dan Mikro Bus,Taksi +/-12 bus lane, tersedia untuk menjamin aspek keterjangkauan menuju kawasan.
Ketua DPRD Kota Palu, Mulhanan Tombolotutu, mengatakan, dengan didukung oleh Badan Promosi Palu yang menyediakan pelayanan “One Stop Services” dan Estate management yang komprehensif, berbagai kemudahan dalam pelayanan akan diberikan seluas-luasnya bagi peminat usaha dan investor dalam melakukan usaha nantinya.
Pelayanan itu antara lain, kata Ketua DPRD Palu, surat domisili dan pengurusan IMB, pengurusan UKL-UPL (Usaha Kelola Lingkungan— Usaha Pengelolaan Lingkungan), pengurusan Dokumen Izin-izin Pendirian Usaha, rekruitmen tenaga kerja dan pelatihan- pelatihan, pengurusan dokumen ke BKPM dan BKPMD, serta pengurusan tenaga kerja asing. Di samping itu, kepemilikan oleh pemerintah menjadikan harga lahan di kawasan Industri pastinya akan lebih kompetitif.
Target pasar pun telah dilirik, yakni Korea, Jepang,Taiwan, China dan Malaysia. Ini adalah kemungkinan target pasar potensial yang mulai dilirik sejak sekarang. Sementara, untuk pasar domestik sendiri, masih akan mefaatkan jasa dan industri manufaktur dalam negeri, industri pendukung manufaktur, BUMN/BUMD, dan industri Kecil dan Menengah.***
No comments:
Post a Comment