Sunday, December 09, 2007

Panitia FDP Tak Libatkan Warga Lokal


Sejumlah warga di Tentena, Kecamatan Pamona Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mengaku sangat kecewa dengan pihak panitia pelaksana Festival Danau Poso, karena tidak melibatkan warga setempat sebagai panitia.

Kalau pun ada, keterlibatan warga Tentena, tempat dilaksanakannya Festival Danau Poso, hanya untuk membersihkan lokasi dan tidak tidak terlibat dalam
soal-soal teknis.

Hal itu sangat berbeda dengan Festival Danau Poso sebelumnya, dimana warga Tentena dan Poso terlibat secara aktif dan sehingga mereka merasa memiliki acara itu sendiri.

Yustinus Hoke (60 tahun) salah seorang budayawan Tentena yang juga pengurus Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), mengatakan, karena warga Tentena tidak dilibatkan sebagai panitia, sehingga pelaksanaan FDP kali ini tidak terlalu semarak seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Kami di sini (Tentena) yang punya pengalaman soal pelaksanaan FDP, karena dari tahun ke tahun kami yang teribat langsung. Nah, sekarang justru kami tidak dilibatkan sama sekali," katanya kepada The Jakarta Post, sabtu (8/12) pagi.

Karena itulah, kata Yustinus Hoke, FDP tahun 2007 ini justru kehilangan ruhnya, karena hanya memprioritaskan pagelaran kesenian tradisional, tanpa menyentuh pada soal pariwisata dan budaya nenek moyang suku Pamona.

Beberapa lokasi yang seharusnya dikunjungi oleh para duta budaya dan pengunjung lainnya, tidak masuk dalam agenda FDP kali ini, sehingga acara terasa sangat hampa.

Di tempat yang sama, Pendeta Hengky Bawias (32) mengatakan, pada FDP tahun-tahun sebelumnya tidak dilaksanakan pada bulan Desember, tapi dilaksanakan antara bulan Juni - Agustus, karena disesuaikan dengan musim libur masyarakat Eropa.

Makanya, pada FDP sebelumnya itu sangat banyak tamu dari Eropa yang datang. "Tapi sekarang, FDP dilaksanakan pada bulan Desember, di mana warga Kristen di Tentena sedang siap-siap menyambut Natal. Ya...akhirnya beginilah jadinya. Semaraknya cuma malam hari saja,' kata Hengky Bawias.

Terlepas dari bagus tidaknya respon warga yang haus akan hiburan pasca kerusuhan, tapi yang pasti bahwa FDP kali ini justru kehilangan makna yang sesungguhnya," kata Pendeta Hengky Bawias.

Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Poso, Amir Kiat, juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah tidak melibatkan Pemerintah Kabupaten Poso sebagai panitia.

"Semuanya diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Sulteng. Jadi, kalau Anda tanyakan ke saya soal teknis kegiatan, ya maaf saja, saya tidak bisa jelaskan," katanya sambil berlalu meninggalkan The Jakarta Post.

Bahkan, Ketua Panitia Pelaksana FDP, Jethan Towakit, setelah selesai acara pembukaan, ia langsung meninggalkan Tentena. Alasannya, karena mengantar pejabat yang mewakili Menteri Kebudayaan dan Pariwisata kembali ke Palu.

"Saya di Palu, mungkin akan kembali ke Tentena nanti hari Minggu karena saya sedang mengantar Pak Dirjen dan sedang ada urusan lain," kata Jethan Towakit.

Padahal, acara FDP itu sudah akan selesai pada hari Minggu (9/12) malam. Itu artinya, yang bersangkutan yang mestinya bertanggungjawab atas semua detail acara, hanya hadir pada acara pembukaan dan penutupan saja.***

No comments: