Friday, July 27, 2007

Korban Banjir Morowali Capai 80 Orang


Ruslan Sangadji

Korban banjir dan tanah longsor di Kabupaten Morowali, SUlawesi Tengah, membutuhkan makanan dan tenaga medis. Bantuan yang didistribusi kepada para korban, belum mencukupi kebutuhan mereka, terutama untuk anak-anak, perempuan dan lansia.

Untuk membicarakan soal distribusi bantuan itu, Rabu (25/7) malam, telah diadakan rapat terbatas di Gubernuran Siranindi Palu. Rapat yang dihadiri Bupati Morowali, Datlin Tamalagi, Gubernur Sulawesi Tengah, Bandjela Paliudju dan Ketua Pelaksana Harian Bakornas Penanggulangan Bencana, Syamsul Ma'arif.

Usai berlangsungnya pertemuan itu, Bupati Morowali, Datlin Tamalgi mengatakan, bantuan makanan saat ini belum cukup memenuhi kebutuhan para korban. Untuk sementara, katanya, bantuan makanan difokuskan dulu bagi warga di dua desa yang paling parah, yakni Desa Ueruru dan Boba, Kecamatan Bungku Utara.

Menurut Bupati, sekarang dua desa itu sudah rata dengan tanah. Tidak ada lagi yang tersisa di desa itu. Warga yang selamat, untuk sementara ditampung di baruga (aula) Kantor Kecamatan Bungku Utara.

Selain kekurangan makanan, pihaknya juga membutuhkan tenaga medis. Saat ini, baru ada dua dokter bedah tulang, lima dokter umum dan enam orang paramedis lainnya. Saat ini, tenaga medis itu masih ada di Kolonodale, Kecamatan Petasia. Mereka menunggu korban luka yang dievakuasi ke kota itu. Rabu kemarin, tim SAR berhasil mengevakuasi 20 korban yang selamat dan baru tiba di Kolonodale pada Kamis pagi tadi.

"Kami juga butuh tenaga medis. Banyak korban patah tulang yang mesti segera ditangani, tapi saat ini baru ada dua dokter yang siap di Baturube, ibukota Kecamatan Bungku Utara," kata Bupati.

Sementara bantuan makanan, obat-obatan, kantong mayat dan bantuan lainnya dari Bakornas Penanggulangan yang tiba di Palu, Rabu (25/7) sore kemarin, sejak Kamis (26/7) siang sudah mulai dibawa ke Morowali. Syamsul Ma'arif mengatakan, untuk memperlancar distribusi bantuan itu, pemerintah pusat juga telah mengarahkan sarana transportasi laut dan udara untuk menjangkau daerah yang terisolasi.

Komandan Angkatan Laut Palu, Letnan Kolonel Laut (P) Ganif Deswantoro mengatakan, TNI Angkatan Laut juga telah memberangkatkan dua kapal (KRI) ke Morowali, yakni KRI Teluk Jakarta 541 dan KRI Lambung Mangkurat 847.

Tidak hanya itu, bantuan dari Bakornas itu dibawa dengan pesawat CN-235 menuju Soroako, Sulawesi Selatan, selanjutnya diangkut dengan helikopter Super Pumamilik TNI Angkatan Udara menuju lokasi bencana.

"Kapal ini, selain bertugas mengangkut bantuan makanan, juga ikut mengangkut korban yang selamat ke daerah yang lebih aman," kata Letkol Ganif Deswantoro.

KORBAN TEWAS capai 80 ORANG

Sementara itu, dari Morowali dilaporkan, korban tewas diperkirakan mencapai 80 orang. Sedangkan yang baru berhasil dievakuasi dari timbunan lumpur akibat longsor baru 25 orang. "Kemungkinan jumlah korban itu masih akan bertambah," kata Kapolres Morowali, Ajun Komisaris Besar Polisi Sri Suhartono.

Korban yang berhasil dievakuasi itu, antara lain 20 orang dari Desa Ueruru, Empat orang di Desa Boba. Sedangkan sisanya yang juga diduga tewas tertimbun longsor itu masih terus dicari. Yang sudah dievakuasi itu telah dimakamkan pada Rabu (25/7) kemarin.

Menurut Kapolres, pihaknya menduga masih banyak korban yang masih tertimbun lumpur, karena ada warga yang selamat telah melaporkan bahwa anggota keluarga belum kembali hingga kini. "Kami akan terus berusaha mencari dan mengevakuasi warga yang dilaporkan hilang itu," ujar Kapolres.

Kapolres Sri Suhartono mengatakan, evakuasi yang dilakukan oleh anggota Brimob, TNI dan warga itu hanya dilakukan secara manual, sehingga menyebabkan terlambatnya evakuasi. "Alat berat belum mencapai lokasi karena putusnya jalur darat, sehingga terpaksa kami hanya menggunakan peralatan seadanya untuk mengevakuasi korban yang tertimbun longsor," kata Kapolres.

Selain peralatan yang minim, Kapolres juga mengakui bahwa langkanya bahan bakar minyak, ikut menjadi penghambat lancarnya proses evakuasi dan angkutan bantuan makanan melalui jalur darat.

Hingga kini, bantuan dari berbagai pihak termasuk masyarakat Sulawesi Tengah mulai berdatang. Bahkan, untuk memudahkan bantuan dari pihak luar, Pemerintah Kabupaten Morowali telah membuka rekening di Bank Mandiri Nomor: 02.01.00293.9.

Menurut Bupati Morowali, jika ada yang mau membantu para korban bencana di Morowali, melalui Bankd Mandiri, cukup menekan angka 005 kemudian nomor rekening tersebut. "Dengan menekan angka-angka itu, maka akan muncul nomor rekening atas nama Posko Bantuan Bencana Alam Morowali," terang Bupati.***

No comments: