Friday, February 20, 2009

Pelaku Video Kekerasan Polisi Diidentifikasi

Pelaku kekerasan sesame anggota polisi yang veideonya beredar luas di masyarakat sudah teridentifikasi. Mereka itu adalah Brigadir Polisi Dua (Bripda) Jumansar, Bripda Franki, Bripda Triadi Pradana, Bripda Irfan Efendi, Bripda Mudatsir dan Bripda Haidar selaku korban kekerasan.

Bripda Haidar kini bertugas di Polres Banggai Kepulauan (Bangkep), sementara kelima pelaku kekerasan kini bertugas di Direktorat Samapta Polda Sulteng. Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Suparni Parto menilai rekaman video kekerasan itu hanyalah sebuah video kenang-kenangan yang dilakukan pelaku. Mereka itu, katanya, pada 2007 silam akan bertugas di daerah-daerah.

"Itu adalah sebuah skenario, dan saya sudah menemui beberapa pelakunya dan mendapatkan penjelasan dari yang bersangkutan," kata Kapolda Sulteng.

Kapolda Suparni Parto mengatakan pihaknya sanggup menjamin dengan menghadirkan pelaku, maupun korban seperti yang terekam dalam video tersebut untuk mengatakan hal itu adalah sebuah skenario.

Kapolda menyebutkan adegan dalam video berdurasi 4,30 menit itu terjadi pada 2007, atau sebelum dirinya menjabat Kapolda Sulteng menggantikan Brigjen Polisi Badrodin Haiti—sekarang Inspektur Jenderal Polisi. Adegan kekerasan yang direkam melalui kamera telepon genggam tersebut, diperkirakan terjadi di sebuah asrama polisi di Poboya, Kecamatan Palu Timur.

Namun sejumlah warga menyangsikan video rekaman itu sekadar kenang-kenangan saja. Thamrin (40) seorang pegawai negeri di lingkungan Pemda Sulteng misalnya, menyebutkan video itu sudah di luar batas normal. Masa, orang dipukul, ditendang dan ditempeleng pakai sandal berkali-kali, hanya rekayasa. Saya tak percaya itu," katanya

Dalam tarikan nafas yang sama datang dari Muhtadin, (35), warga Pasar Inpres Manonda Palu. Ia mengatakan, setelah menonton rekaman video kekerasan itu, dirinya tak percaya kalau adegan itu sebuah rekayasa. Soalnya, kata dia, kekerasan dalam bentuk pemukulan dan tempeleng muka memakai sepatu sudah di luar tabiat manusia normal. Ia mengaku tak mau menjodohkan anak gadisnya dengan seorang polisi. “Saya sudah berkesimpulan anak gadis saya tak mau saya jodohkan dengan polisi,” ujar Muhtadin. ***

No comments: