Friday, February 13, 2009

Warga Poso Serahkan Senjata Api

Warga di daerah bekas konflik, Poso, Sulawesi Tengah kembali menyerahkan lima pucuk senjata api rakitan, sebuah bom aktif rakitan dan 37 butir amunisi kaliber 5,56 milimeter kepada Kepolisian Resor Poso. Senjata api, bom dan amunisi dipastikan sebagai sisa-sisa kerusuhan Poso pada 2000 lalu.

Kapolres Poso, Ajun Komisaris Besar Polisi Adeni Muhan Daeng Pabali kepada The Jakarta Post Jumat (13/2) membenarkan penyerahan senjata bom dan amunisi tersebut dilakukan sejumlah warga di Desa Membuke, Kecamatan Poso Pesisir Utara.

“Kami tidak menyita dari tangan warga saat operasi, tapi penyerahan itu dilakukan secara sukarela sebagai hasil dari pembinaan dan pendekatan yang dilakukan pihak kepolisian,” kata Adeni Muhan.

Kapolres Adeni Muhan menyatakan keyakinannya bahwa masih banyak senjata api, bom dan amunisi yang sampai sekarang masih berada di tangan warga sipil Poso. Oleh karena itu, pihaknya terus mengimbau agar warga secara sadar menyerahkannya kepada polisi.

“Jika warga menyerahkannya secara sukarela, maka mereka akan bebas dari jeratan hukum. Sebaliknya, jika kami menemukannya di rumah warga saat melakukan razia, maka mereka bisa dijerat dengan undang-undang kepemilikan senjata api illegal,” ujarnya.

Sebelumnya, pengamanan di daerah bekas konflik Poso, Sulawesi Tengah sampai sekarang masih diperketat. Lalulintas kendaraan dan orang yang masuk dan keluar Poso diperiksa di sejumlah pos penjagaan.

Pemeriksaan itu dilakukan di Pos Toyado, Kecamatan Lage dan dan di pos Tumora, Poso Pesisir. Kedua pos itu dijaga petugas brimob bersenjatakan lengkap. Kendaran baik roda maupun roda empat harus berhenti di pos tersebut. Para penumpang harus turun dan seisi kendaraan diperiksa dengan menggunakan metal detector.

Juru Bicara Polda Sulteng, Ajun Komisaris Besar Polisi Irfaizal Nasution menjelaskan, jika ada warga yang mencurigakan, petugas lalu menginterogasi mereka di pos penjagaan itu, lalu namanya dicatat, lalu orangnya difoto. “Setelah itu mereka diperbolehkan melanjutkan perjalanan,” katanya.

Menurut Kabid Humas Polda Sulteng itu, pemeriksaan ketat di Poso itu, menyusul terjadi dua kali ledakan yang diduga bersumber dari bom rakitan. Ledakan itu terjadi pada Senin (19/1) di Kelurahan Kasintuwu Poso Kota yang radius ledakannya terdengar hingga stau kilometer. Sedangkan ledakan kedua terjadi pada Selasa (20/1) malam di dekat lapangan sepak bola Kasintuwu, Kelurahan Lawanga.

“Ledakan itu memang sempat mengangetkan warga, tapi tidak menimbulkan korban jiwa ataupun kerusakan bangunan. Dan yang lebih penting lagi adalah tidak mempengaruhi aktivits kehidupan warga Poso,” kata Kabid Humas Polda Sulteng.

Menurut Irfaizal Nasution, sesaat setelah ledakan itu, polisi dibantu warga sempat mengejar pengendara sepeda motor yang diduga sebagai pelaku. Tapi mereka tidak tertangkap karena sudah hilang di kegelapan malam.

Namun polisi sudah berhasil mengidentifikasi orang yang dicurigai sebagai pelaku itu. Sekarang mereka sedang dalam pengejaran pihak Detasemen Khusus 88 Polda Sulteng. ***

No comments: