Friday, February 13, 2009

Rakernas Alkhairaat Fokus Bahas Pendidikan

PALU - Anggota Panitia Pengarah, Dr. Khairan M. Arif mengatakan, konsep kurikulum pendidikan yang telah dirampungkan PB Alkhairaat, masih akan digodok lagi pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PB Alkhairaat dan Silaturahmi Nasional Pondok Pesantren (Ponpes) Alkhairaat.

Karena konsep tersebut merupakan draft, yang akan dibicarakan oleh beberapa pakar Alkhairaat dari berbagai daerah di Indonesia. Konsep Pendidikan Alkhairaat yang sebelumnya telah dirampungkan yaitu, konsep salafiyah, konsep ini bertujuan mengembalikan ashalah Alkhairaat, sebagaimana pendidikan yang dibawa oleh Saiyid Idrus bin Salim Aljufri. Yakni menguasai Alqur’an, Tafsir dan menguasai kitab kuning (kitab gundul). Salafiyah ini ditempatkan pada daerah tertentu, seperti Palu, Ternate dan Manado,” kata Khairan kepada Media Alkhairaat, di kediamannya, Rabu (11/2).

Kemudian, konsep Modern, yaitu pesantren yang sistem pendidikannya, tidak lagi menggunakan metode salafi. Pada pondok pesantren ini, menurutnya, sebagaimana yang telah digunakan oleh Ponpes Alkhairaat saat ini, yaitu menggunakan metode yang berfariasi dalam proses belajar mengajar.

“Pada konsep ini orisinalitas Alkhairaat terkesan hilang. Namun konsep ini kemungkinan akan tetap dilakukan di daerah-daerah tertentu,” kata lulusan cumlaude dari salah satu Perguruan Tinggi di Mesir ini.

Dan konsep ketiga, menurut Khairan M. Arif, Pondok Pesantren yang memadukan Salafi dan Modern ini memiliki kekhasan tersendiri, karena outputnya selain mampu menguasai ilmu umum secara mendalam, pada waktu yang sama juga mampu menguasai ilmu agama secara komprehensif.

Konsep inilah yang dilihat oleh Khairan M. Arif sebagai konsep pendidikan yang cocok bagi Alkhairaat. Metode Pondok Pesantren Modern Terpadu, yang memadukan antara pesantren Salafiah dan Modern seperti Khusnul Khatimah di Cirebon dan Rafah di Bogor. Mereka ini bagus dalam agama dan menonjol dalam bidang sains. Di satu sisi mereka sanggup membaca kitab kuning, juga menguasai ilmu modern. Mereka juga selalu lulus seleksi untuk siswa yang sekolah keluar negeri. “Nah, ini yang akan digodok pada Rakernas dan Silatnas,” katanya.

Disinggung soal pendidikan ponpes berbasis kawasan, Khairan menjelaskan, output dari konsep tersebut nanti diarahkan untuk menguasai potensi daerahnya. Dan santri ini bisa mengelola asset di daerah masing-masing. Misalnya, jika di wilayah tersebut potensinya adalah pertanian maka santri di tempat tersebut mempelajari pertanian. Begitupula jika di wilayah ponpes itu punya potensi kelautan atau yang lainnya.

“Makanya untuk melaksanakan itu, ke depan di lingkungan Alkhairaat terdapat tiga model pendidikan yaitu Salafiyah, Modern dan Pondok Pesantren Terpadu,” tandasnya.

No comments: