Friday, November 08, 2013

Kantor Redaksi Luwuk Post Diserbu Pemuda Pancasila

Puluhan orang berseragam Pemuda Pancasila, Jumat (1/11) siang, menyerbu kantor Redaksi Luwuk Post di Kota Luwuk, Kabupaten Banggai---sekitar 16 jam perjalanan darat dari Kota Palu, ibukota Provinsi Sulawesi Tengah. Berbagai fasilitas di kantor Group Jawa Pos itu rusak akibat penyerbuan itu. Mereka mendatangi kantor Redaksi Luwuk Post itu, dengan berteriak-teriak meminta bertemu dengan Pemimpin Umum Luwuk Post. Mereka memaksa masuk ke ruangan redaksi.



“Panggil ngana pe boss, dua menit sudah harus ada. Kalau tidak, torang mo bakar ini kantor (Panggil boss kamu, dalam menit sudah harus ada. Kalau tidak, maka kami akan membakar kantor ini,” kata para penyerbu itu.

Karena Pemimpin Umum Luwuk Post, Herdianto Yusuf dan Pemimpin Redaksi Luwuk Post, Haris Ladici telat datang memenuhi keinginan para penyerbu itu, akhirnya mereka membakar kursi dan merusak beberapa fasilitas di kantor itu.

Penyerbuan ke kantor Redaksi Luwuk Post yang dipimpin Badrin Nonsi, sekretaris Pemuda Pancasila Kabupaten Banggai itu, terkait dengan berita tentang aksi unjukrasa Forum Perjuangan Penyelamat Tojo Una-Una (FPPT), yang dimuat Luwuk Post edisi 1 November di halaman Ampana.

Di dalam berita itu, Luwuk Post menulis bahwa pengunjukrasa meminta agar Jemmy Najoan, Ketua Pemuda Pancasila Banggai diusir dari Tojo Una-Una. Jemmy Najoan adalah seorang kontraktor, yang selama ini bekerja di Ampana, Ibukota Kabupaten Tojo Una-Una dan disinyalir sebagai orang dekat Bupati Tojo Una-Una, Damsik Ladjalani.

“Kami minta tidak membawa-bawa nama Pemuda Pancasila dalam berita tentang Jemmy Najoan,” kata Badrin Nonsi, pimpinan penyerbuan.

Penyerbuan tidak hanya di kantor Redaksi Luwuk Post, penyerbu juga datang ke rumah Steven Laguni, redaktur halaman Ampana koran itu. Kedatangan mereka itu, untuk menjemputnya ke kantor dan mengklarifikasi berita tersebut.

Usai pengrusakan itu, Ketua Pemuda Pancasila Banggai, Jemmy Najoan datang ke kantor Redaksi Luwuk Post, dan menenangkan massa yang beringas itu.

Sekretaris Pemuda Pancasila Sulawesi Tengah, Amran Bakir Nai menyesalkan adanya penyerbuan itu. Dia mengatakan, masih ada mekanisme yang lebih elegant dapat dilakukan, daripada harus bertindak anarkis seperti itu.

“Kenapa mesti menyerbu dan merusak kantor orang. Kenapa tidak ditempuh dengan cara dialog atau membuat klarifikasi tertulis saja,” sesal Amran Bakir Nai.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, Riski Maruto, meminta agar pihak Luwuk Post melaporkan peristiwa itu ke polisi. Tindakan seperti itu adalah tindakan premanisme yang tidak patut dicontohkan oleh organisasi massa kepada publik.

“Sikap kami sudah jelas, melawan tindakan premanisme terhadap media. Kita akan lawan itu,” tegas Riski Maruto. ***

No comments: